Jumat, 02 Januari 2015

Tinta Tentang Hujan


Pletak pletuk pletak pletuk, bunyi yang menyapa helm. Ciamis siang hari diguyur hujan. Hilir mudik kendaraan yang sudah berair pun menghiasi pandangan mata. Aku yang hendak menuju kampus terpaksa memarkirkan kendaraan untuk mengubah setelan menjadi jas hujan.
Hujan ini. Ah, hujan lagi. Rasanya tak ingin berjumpa hujan di jalanan. Sudah sangat sering aku sendu dengan air hujan. Ku lanjutkan perjalan menuju kampus dengan iringan bunyi pletak pletuk. 15 km jarak rumah ke kampus pun begitu membosankan saat hujan. Lama sekali.
Gapura “Selamat Datang Ciamis” terpampang jelas di depan. Jalan ini selalu ku lewati, tapi entah mengapa sekarang rasanya berbeda. Rasa sesak. Rasa rindu. Rasa sesal bercampur dalam dada. Ada apakah gerangan? Mengapa perasaanku seperti ini? Apakah dia baik-baik saja? Apa yang sedang dia lakukan saat hujan seperti ini? Apakah dia ingat tanggal 27 November? Apakah dia ingat kenangan saat hujan menahan kita di Pangandaran? Inilah pertanyaan-pertanyaan yang membuatku sendu saat bertemu hujan di jalan Ciamis.
Aku rindu hujan itu. Aku rindu kenangan tentang hujan. Aku rindu seseorang yang ada dalam kenangan itu. Aku rindu hujan bersamamu. Aku sangat ingin membahas kenangan ini bersamamu hujan. Nyaris selalu ada rindu tentang hujan. Selalu ada kenangan tentang hujan. Setiap rintik-rintiknya adalah tinta yang tak habis dikumpulkan. Tak habis dibaca. Tak habis ditulis hanya dalam satu lembar kertas. Tetapi beribu-ribu bahkan berjuta-juta kertas masih dapat terisi tentang hujan dan kenangannya.
Seperti itulah aku, kamu dan hujan. Bagai air hujan yang tak pernah pergi meninggalkan dunia. Selalu ada hujan tiap tahunnya. Tinta pun tak pernah pergi meninggalkan kertas. Selalu ada tinta tiap kertas. Selalu ada cerita yang harus saya kumpulkan saat hujan. Cerita tentang aku, kamu dan hujan. Cerita yang takkan pernah dilupakan. Karena selalu hadir dalam setiap rongga hidupku saat hujan.
Hujan kali ini seolah menyayat hati. Mengingat kenangan tentangnya. Membuat dada semakin sesak. Bahkan air mata pun seolah berirama dengan air hujan yang terus menemani perjalanan menuju kampus. Ya Tuhan, aku hanya ingin berpasrah diri kepada-Mu. Berpasrah atas apa yang telah kuperjuangkan untuk dia. Untuk dia yang selalu kuharapkan dapat menemani hari-hariku. Menemani setiap hembusan nafas. Menemani setiap detak jantung. Menemani setiap tinta yang kutulis.
Ah, Tuhan. Curahan hati ini selalu kulakukan saat hujan. Saat ku merasa begitu dekat denganmu karena hujan ini adalah utusanmu. Utusan untuk menemani air mata ini. Aku yakin itu Tuhan. Aku yakin bahwa Engkau selalu mendengarkan keluh kesahku saat hujan. Sehingga selalu dan selalu kulakukan ini saat hujan tiba. Karena hujan tak pernah rela meninggalkannya, tak pernah benar-benar melupakannya, karena cinta-Mu telah kuberikan untuk dia. Aku menyayanginya. Aku merindukannya. Aku mencintainya tulus karena-Mu. Apakah dia juga tahu tentang perasaanku ini? Entahlah, yang tahu perasaanku hanyalah Engkau, Yang Maha Tahu, sang pencipta hujan.
Hujan bersamanya begitu indah, begitu intim, dan menghangatkan. Aku sedang ingin bercerita dengan-Mu. Hari itu, Ciamis tercinta aku tinggalkan saat teman-teman berlatih drama untuk pentas di kampus ungu. Tanpa pamit pada semua teman, aku segera pergi meninggalkan kelas yang sibuk mempersiapkan drama.
Parkiran kampus nampak begitu sepi. Tak seorangpun mahasiswa menyapaku. Krik krik krik, sms berbunyi dari balik saku celana. Segera kuraih handphone sebelum memakai helm. Satu pesan diterima dari Danis.
“Dimana, Desti? Lama banget sih.”
“Maaf Kak, aku di parkiran. Sekarang otw.”
Tanpa basa-basi, aku pergi meninggalkan kampus untuk menemui Danis yang sudah menunggu sejak tadi pagi, dengan maksud menuju Pangandaran. Cuaca sore itu sangat bersahabat dengan kami. Awan mendung tak menampakkan diri akan hujan. Perjalanan Ciamis-Pangandaran pun sangat kami nikmati dengan perasaan bahagia. “Akhirnya aku pergi bersamamu, Danis”, ucapku dalam hati.
Sesampainya di Pangandaran, senja merona langit sore. Senja sangat menggoda. Senja luar biasa memanjakkan mata. Senja oh senja. Senja memberi kenangan di November 2014. Senyum simpulku menggores bibir merekah. Menyambut senja dengan perbedaan.
Kedatangan dua orang yang disambut kepergian mentari. Bagai jawaban dari dosa kami. Dosa kepada kedua orangtua yang kami bohongi. Hari itu, aku berizin untuk menginap di rumah teman karena latihan drama yang tak kunjung selesai. Dia berizin untuk ikut test kerja di salah satu perusahaan yang ada di Bandung. Yupssss, itulah kebohongan. Dua orang yang berbohong. Dua orang yang berlainan jenis kelamin. Pergi berwisata hanya untuk menetralisasi pikiran. Hanya bermodal nekad dan keyakinan.
Jarum jam menunjukkan angka 17.45 WIB. Pangandaran di depan mata. Satu kata, satu rasa, satu tujuan, liburan. Lagi dan lagi aku bergumam dalam hati, “Terima kasih Danis, akhirnya aku bisa liburan bersamamu.”
Perasaan lega menghampiri. Saat seorang bapak menawarkan tempat penginapan yang sesuai dengan kantong kami. Maklum, kami datang ke tempat ini dengan uang secukupnya. Perbincangan hangat pun terjadi saat aku mulai menghitung uang bekal.
“Nah, pintar. Itu memang bagianmu. Aku hanya memberi uang untuk kebutuhan rumah tangga kita nanti. Benar kan, Des?” Ujar Danis sambil tersenyum ke arahku.
“Hehehe, iya. Bisa saja.” Jawabku dengan malu-malu.
Pletak pletuk pletak pletuk, bunyi hujan di atas genting. Ah, saat itu hujan malah menghampiri langit Pangandaran. Keinginanku menikmati liburan pun terasa sedikit mengecewakan. Karena hujan menahan kami untuk tetap di penginapan. Pikiranku tertuju pada apa yang akan kami lakukan di tempat ini saat hujan. Dinding berukuran 2x3 m saksi kebingunganku. Dia yang pamit untuk istirahat sejenak mungkin malah terlelap tidur karena hujan yang begitu deras. Sedangkan aku hanya bisa asyik dengan remote TV dan handphone di tangan.
“Sudahlahlah, Desti. Mau menonton TV mah di rumah saja. Ngga harus jauh-jauh ke Pangandaran”, ucap Danis dengan nada sedikit jutek.
“Bosan Kak, aku ingin menonton TV saja. Siapa tahu ada acara yang seru.”
Ngga ada, sudah sini istirahat sama aa. Sekali saja tinggalkan handphone dan TV. Kita istirahat, kasihan tubuhmu pasti lelah. Aa ngga akan macam-macam sama kamu kok.”
“Iya deh iya, sebentar”, ucapku sambil menghampirinya.
Aku memang lelah karena seharian kuliah. Tapi datang ke sini juga bukan mau tidur, melainkan liburan, mengusir kepenatan setelah PPL. Tetapi sayang, hujan menahan keinginanku. Saat itu yang saya pikirkan hanya ingin bersenang-senang denganmu dan sudah janji akan menuruti semua keinginan orang yang berada di sampingku.
Hujan yang semakin deras berbanding lurus dengan detak jantung yang semakin cepat. Was-was dengan keaadaan wajah dia yang tepat satu jengkal di depan wajahku. Ah, perasaan ini, perasaan yang sudah sejak dulu disimpan erat-erat, janganlah jujur saat ini, aku tak kuasa. Tiba-tiba, entah sadar atau tidak, dia memperkecil jarak tubuhnya dengan tubuhku. Dia memelukku dengan erat, mencium keningku, dan berkata “miss you”. Yeaaaah, itulah yang dia lakukan. Kami terlibat perbincangan hangat bagaikan sepasang kekasih yang sudah dihalalkan oleh Tuhan. Aku yang gugup menerima perlakuan dia, sempat menjawab “miss you too” dengan senyuman dan dia pun membalas dengan senyuman.
Perjalanan menuju kampus yang awalnya membosankan, kini menjadi menyedihkan. Ya Tuhan, lagi lagi aku harus ingat kejadian itu. Kehangatan di Pangandaran waktu itu sangat mirip dengan kehangatan hujan kali ini. Waktu itu dia memang tidak berbuat macam-macam. Hanya memeluk dan mencium keningku. Tetapi mengapa kenangannya selalu saya ingat sampai sekarang? Bahkan saat hujan menghampiri, selalu ada nama Danis dalam rintik-rintik hujan. Namanya sudah menyihir desir-desir hati yang penuh harap.
Aku sadar, saat ini dia bukan kekasihku. Dia kekasih orang lain. Aku hanyalah teman dekatnya. Jika dia jodohku, dia akan menjadi kekasih halalku. Suatu saat nanti dialah yang akan mendampingiku di pelaminan. Keyakinan ini sangat nyata dan saya tak pernah ingin meninggalkannya, apapun keadaaanya. Karena-Mu, kumenyayangi dan mencintainya, seperti tinta yang mencintai kertas.

Senin, 25 Juni 2012

PERTANDINGAN PERSAHABATAN FUTSAL SASTRA CUP BERJALAN LANCAR


PERTANDINGAN PERSAHABATAN FUTSAL SASTRA CUP BERJALAN LANCAR
Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup
     Alhamdulillah Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup yang dilaksanakan hari Sabtu, 5 Juli 2008 berjalan sukses dan lancar. Dalam pertandingan ini tidak kurang dari 50 orang penonton mahasiswa dan warga setempat yang menyaksikan Pertandingan futsal meski sedikit penonton akan tetapi Pertandingan ini sangat berkesan. berkumpul dilapangan Futsal Sastra Jl. Raya Bandung-Sumedang (Jatinangor) No.159 Sumedang, untuk bersama-sama menyaksikan kegiatan olahraga futsal.
     Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup diikuti oleh 8 (Delapan) Jurusan se Fakultas Sastra. Hampir semua jurusan mengirimkan team kesayangannya berjumlah 1(satu) team tiap jurusan Sastra. Dengan demikian jumlah tim yang berlaga sebanyak 8 team dengan sistem gugur, sekali kalah langsung gugur.B)

Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup
     Kegitaan Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup diselenggarakan dalam rangka untuk memeriahkan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) pada  tanggal 5 Juli 2008. Dengan adanya kegiatan tersebut diharapkan bisa menjadi salah satu sarana mengenalkan lingkungan Kampus Fakultas Sastra pada Mahasiswa Baru dan juga sekaligus bertujuan Untuk mempererat tali Silaturahmi persaudaraan diantara sesama Fakultas Sastra.
     Tepat Jam 10.00 wib Acara Pembukaan dimulai, Sebelum memulai pertandingan ke-8 team berbaris dengan tertib dan bersama-sama menyanyikan
MARS SASTRA, dengan tujuan agar semua peserta selain menjaga sportifitas juga sekaligus menanamkan jiwa di setiap mahasiswa baru.

     Pada saat menyanyikan
Mars Sastra, Sangat terlihat suasana yang begitu hikmat dan rasa cinta tanah air kampus fakultas sastra halaman kembali disegarkan dengan semangat menggelora di setiap wajah para peserta futsal. Keceriaan dan kebersamaan Nampak terpancar dari semua peserta.

     Semua telah mengorbankan waktu tidur dan bersantai di akhir minggu demi suksesnya acara pertandingan, semua team berunding tentang strategi yang tepat buat tim, dan begitu banyak hal lainnya dapat terlihat di raut wajah para pemain futsal yang berlaga di pertandinan ini. Setiap tim pun terbukti menunjukan potensi maksimal mereka di lapangan saat mendengar teriakan heboh para penonton di dua lapangan arena pertandingan saat menyoraki tim jagoan Jurusannya masing – masing.

     Adapun hasil pertandingan pada
Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup, keluar sebagai JUARA I adalah Sastra Rusia (S-Rus FC), disusul JUARA II adalah Sastra Indonesia (SASINDO FC) dan JUARA III adalah Sastra Jepang (NIPON FC). Para juara akan diberikan Piala tetap dan Piala bergilir yang biberikan pada saat acara puncak Milad PERSADA (Persatuan Sastra D3) yaitu pada Tanggal, 2 Agustus2008.

     Semua team dalam bermain sangatlah baik, apalagi jalannya pertandingan dipimpin oleh Hakim / Wasit yang professional dari Badan Futsal Nasonal (BFN) yang mempunyai Certificate Wasit, yang tentunya sangat baik dalam memimpin pertandingan. Bukti lain terlihat Kebersamaan sesama peserta futsal, baik yang kalah maupun yang menang, serta para supporter setiap team Semua merasa senang. semua melihat dan merasakan acara Pertandingan ini cukup sukses dan berjalan sesuai rencana.
     Mudah-mudahan
Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup Tahun depan bisa diadakan lagi.Semoga juga kegiatan seperti ini bisa kita kembangkan acaranya supaya lebih meriah dengan acara yang tentunya lebih kreatif lagi. Dan yang pastinya lebih seru lagi.

     Selamat untuk semua team yang sudah menunjukan sportifitasnya dan keikutsertaannya dalam
Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup ini, kalah menang dalam pertandingan adalah sudah biasa.... yg lebih penting Persatuan dan rukunnya yang sudah bisa kita buktkan bersama.
Selamat kepada Segenap Panitia Pertandingan yang sudah mensukseskan kegiatan Pertandingan Persahabatan Futsal Sastra Cup ini, cukup sekian dan terimakasih.




Minggu, 24 Juni 2012

TUGAS MATA KULIAH TI dalam 1 SEMESTER


 DAFTAR RIWAYAT HIDUP atau BIODATA

 DIAN SUDIANTIKA E GO TO CAMPUS

TUGAS TI - DAFTAR HADIR SISWA (Mic XL)

TUGAS TI - TEORI BELAJAR (Power Point)

TUGAS TI DAFTAR ISI

TUGAS TI DAFTAR NILAI SISWA


TUGAS TI RESPONDEN

TUGAS TI TENTANG ARTIKEL OLAHRAGA

TUGAS TI TENTANG TI


BIODATA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama                         
:
Dian Sudiantika Effendi
Jenis Kelamin            
:
Laki-laki
Umur                         
:
26 tahun
Tempat, tanggal lahir
:
Ciamis, 24 Desember 1985
Alamat                       
:
Dusun. Kalapanunggal I No.19 RT/RW 34/10


Desa. Kec. Sindangkasih Kab. Ciamis
E mail
:
dian.effendy@yahoo.comanasunda@plasa.com
Telepon 
:
+62 81313700159 - +62 82126451059

PENDIDIKAN FORMAL
·         TK Sindangkasih                     (1992-1993)
·         SDN I Sindangkasih Ciamis     (1993-1999)                                   
·         SMPN 3 Tasikmalaya              (1999-2002)
·         SMA Siliwangi Tasikmalaya      (2002-2005)
·         Universitas Galuh Ciamis           (2011-         )

PENDIDIKAN NONFORMAL
·         Kursus  Komputer di LP3I Tasikmalaya, 13 Oktober 2003 s/d 14 April 2004

PENGALAMAN
·         Peserta DKM Universitas Padjadjaran, Dipati Ukur 4 September 2005
·         Peserta Pendidikan Dasar Angkatan X KSR PMI UNPAD, Jatinangor 20 Februari 2008
·         Praktek Kerja Lapangan (PKL) LPP RRI Cabang Madya Bandung, Dipenogoro 30 Maret 2009
·         Peserta Rekruitment Trans Studio Bandung, PHH Mustofa (Suci) 26 Februari 2011
·         Peserta ORBIM FKIP PJKR Universitas Galuh, Batu Karas 3 Oktober 2011 

PENGALAMAN KERJA
 Rental VCD Original and Sound System TIGA SAUDARA, Sindangkasih - Ciamis 
 Trans Studio Bandung, Gatot Subroto - Bandung
ASTON TROPICANA (Ray Fitnes), Cihampelas - Bandung

KEAHLIAN
I. Komputer
  1. Microsoft Word
  2. Microsoft Power Point
  3. Microsoft Excel
  4. Adobe Audition

II. Yang lainnya 
       Hoby
Ø  Olahraga
Ø  Bermain Gitar
Ø  Membaca
Ø  Mendengarkan Musik dan Informasi

5 HAL YANG PATUT DIPELAJARI DARI SEMUT



1. Semut tidak pernah putus asa
     Coba bentangkan tangan untuk menutup jalan yang di lalui semut. Semut tak akan putus asa, apalagi berhenti. Tapi terus mencari rute lain. Sudahkah kita memaksimalkan kerja dan tak pernah putus asa dalam menjalani hidup ini?

2. Semut Rajinnya Luar Biasa
     Pernah kah melihat semut tiduran dan santai santai?. Semut selalu aktif... bekerja mengangkut makanan. Bekerja merupakan bagian penting dari hidup semut. Semut tidak pernah merasa bosan dengan apa yang dia lakukan setiap hari. Sebab semut mempunyai tujuan dan arah hidup. Apakah anda sudah mempunyai arah dan tujuan di dalam hidupmu sekarang?

3. Semut itu kuat

     Semut sanggup mengangkat beban yang jauh lebih besar dari tubuhnya. Semut tak mengeluh, apalagi menyerah. Mampukah kita menghadapi masalah hidup dan tetap optimis seperti semut?

4. Semut berjiwa sosial
     Apa yang dilakukan semut ketika makanan yang hendak diangkut terlalu berat? Semut tidak mempunyai sifat egois, mereka akan tolong menolong dan mengangkatnya bersama sama. Apakah anda egois? atau berjiwa sosial seperti semut?

5. Semut cepat Melihat Peluang
     Semut cepat hadir ketika dia mengetahui ada peluang untuk mendapatkan makanan. Semut tak akan menyiakannya, sebab semut tahu peluang hanya datang sekali saja.
Apakah anda termasuk orang yang bisa menggunakan peluang dengan baik?

     Semoga kita bisa mencontoh sifat semut dan mengembangkannya menjadi kebiasaan yang positif untuk hidup yang lebih baik, Amin!! ^^

* dikutip dari KUMPULAN CERITA CINTA | KATA BIJAK | PUISI | PANTUN | DAN CERITA LUCU     [ Fanpage on Facebook]